“Mobil kami adalah rumah kami. Segala aktivitas
kami lakukan di dalam mobil. Kami tidur, makan, bahkan memasak
dengan mobil. Berbagai perlengkapan kami sediakan untuk menemani
kami sepanjang perjalanan...”
Ungkapan ini meluncur dari Liliana Schmid yang telah
berkeliling dunia selama 25 tahun bersama suaminya, Emil Schmid
dengan menggunakan Toyota Land Cruiser FS 60. Tak heran,
pasangan berkebangsaan Swiss tercatat dalam Guiness Book of The
Record dan mendapat penghargaan World Record Travelers.
”Perjalanan tur dunia selama seperempat abad itu dihabiskan
di sejumlah wilayah melintasi 56 negara dan sudah menempuh
perjalanan sejauh 650 ribu kilometer,” ujar Lilian saat singgah
ke Kopi Tiam Ong di Jalan Dr Mansyur, Selasa siang (16/3).
Diungkapkannya, keputusan melanglang buana selama dua puluh
lima tahun diambil lewat pertimbanganan yang matang. Setelah
menikah, keduanya tak dikaruniai anak dan masing-masing hanya
memiliki satu saudara. Sedangkan orangtua sudah lama meninggal
dunia. Di kampung halamannya, Swiss, pasangan berambut pirang ini
pun tak punya tempat tinggal menetap.
“Selama dua tahun kami mempersiapkan perjalanan ini. Kami
menambung dan usia 42 usai bekerja, kami memutuskan untuk mencari
sesuatu yang baru untuk mengubah hidup. Awalnya coba-coba satu dua
bulan, sampai ketagihan. Kini, gak bisa lagi dihentikan,” cerita
wanita bermata hijau ini seraya tertawa.
Emil, sang suami menambahkan, banyak hal yang bisa didapatkan
saat berkeliling dunia mengendarai mobil tuanya. Bertemu dengan
orang baru dari negara lain, serta daerah-daerah baru yang sangat
eksotis.
Mengenal lebih dekat budaya orang lain dan hal-hal unik di sebuah
daerah yang baru mereka kunjungi, juga kenikmatan tersendiri buat
pasangan yang menghabiskan perayaan perak perkawinannya di negeri
orang ini. Mereka juga tak menghabiskan waktu lama untuk singgah di
sebuah daerah baru.
Emil menuturkan, setiap negara yang dia kunjungi punya cerita
masing-masing. Namun, kalau ditanya negara mana paling membuatnya
terkesan, Aljazair adalah kata pertama yang dilontarkannya.
Negara di benua Afrika ini sangatlah menantang, karna sejauh
memandang gurun pasir menghempang luas. “Dulu, ketika berkunjung ke
sana dan melintasi gurun, adalah sebuah tantangan. Kini, kegiatan
itu agak sedikit berbahaya, karna faktor panasnya cuaca dan
aktifitas gurun di sana,” jelas Emil.
Usai berkeliling di tanah air, rencananya mereka akan
berlanjut ke Papua Nugini. Negara tetangga ini adalah tujuan
berikutnya setelah usai menjelajah ke Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
EVA SIMANJUNTAK|GLOBAL|MEDAN
|